Senin, 08 Desember 2008

And why I am not Christian

Alasan utama saya tidak mau masuk Kristen karena Kristen kontradiktif dalam hal ini. Kalau ada freewill, berarti jumlah orang yang masuk surga belum pasti, karena tergantung orang tersebut memilih apa dalam hidupnya (Tuhan Maha Adil). Tapi Tuhan Maha Tahu, jadi dia sudah tahu pilihan anda, dengan kata lain freewill yang anda punya cuma ilusi. Salah memilih, berarti neraka abadi (Mana Maha Pengasih dan pengampun?) 
Antara iman atau perbuatan yang menentukan keselamatan juga belum jelas. Lagian, jumlah orang yang terselamatkan nanti kan memang sudah fixed, 144.000 orang, dan nama2nya sudah tercatat di Buku Keidupan waktu Tuhan bikin dunia ini. Yang lainnya ditakdirkan masuk neraka. Dengan kata lain, menurut teman gua yg pernah menjadi misionaris ke gua, kalo saya terima Yesus dan percaya dia sebagai juru selamat, berarti saya masuk ke dlm kelompok yang beruntung itu dan memang sudah ditakdirkan dari sananya begitu. Kalau saya menolak, sayang sekali tapi memang sudah ditakdirkan begitu. FREE WILL???? entahlah....

Saya tegas menolak agama yang tidak memberi pilihan bagi mayoritas orang selain masuk neraka. Tuhan macam apa itu? Seandainya ada Tuhan, pasti bukan Tuhan seperti itu. Kalaupun memang Tuhannya seperti itu, tidak adil dan kejam banget, saya tidak menyesal. Lebih baik di neraka abadi daripada di Surga Tuhan yang jahat dan picik itu.

Bukti bahwa Kristen berdasarkan konsep predestinasi dan secara implisit mentakdirkan nasib semua manusia dari awal waktu ada di kitab wahyu perjanjian baru. Waktu bacanya saya kaget. Berikut cuplikannya, yang warna biru itu yang predestinasi. Tapi ada ayat kontradiktif yang warna merah yang secara implisit mengatakan manusia dihakimi berdasarkan pilihannya/perbuatannya. Aneh? makanya aku ga mau masuk. 


Buku Wahyu
Bab13
1and he stood upon the sand of the sea. And I saw a beast coming up out of the sea, having ten horns, and seven heads, and on his horns ten diadems, and upon his heads names of blasphemy. 2And the beast which I saw was like unto a leopard, and his feet were as [the feet] of a bear, and his mouth as the mouth of a lion: and the dragon gave him his power, and his throne, and great authority. 3And [I saw] one of his heads as though it had been smitten unto death; and his death-stroke was healed: and the whole earth wondered after the beast; 4and they worshipped the dragon, because he gave his authority unto the beast; and they worshipped the beast, saying, Who is like unto the beast? And who is able to war with him? 5and there was given to him a mouth speaking great things and blasphemies; and there was given to him authority to continue forty and two months. 6And he opened his mouth for blasphemies against God, to blaspheme his name, and his tabernacle, [even] them that dwell in the heaven. 7And it was given unto him to make war with the saints, and to overcome them: and there was given to him authority over every tribe and people and tongue and nation. 8And all that dwell on the earth shall worship him, [every one] whose name hath not been written from the foundation of the world in the book of life of the Lamb that hath been slain.

Bab 17
1And there came one of the seven angels that had the seven bowls, and spake with me, saying, Come hither, I will show thee the judgment of the great harlot that sitteth upon many waters; 2with whom the kings of the earth committed fornication, and they that dwell in the earth were made drunken with the wine of her fornication. 3And he carried me away in the Spirit into a wilderness: and I saw a woman sitting upon a scarlet-colored beast, full of names of blasphemy, having seven heads and ten horns. 4And the woman was arrayed in purple and scarlet, and decked with gold and precious stone and pearls, having in her hand a golden cup full of abominations, even the unclean things of her fornication, 5and upon her forehead a name written, MYSTERY, BABYLON THE GREAT, THE MOTHER OF THE HARLOTS AND OF THE ABOMINATIONS OF THE EARTH. 6And I saw the woman drunken with the blood of the saints, and with the blood of the martyrs of Jesus. And when I saw her, I wondered with a great wonder. 7And the angel said unto me, Wherefore didst thou wonder? I will tell thee the mystery of the woman, and of the beast that carrieth her, which hath the seven heads and the ten horns. 8The beast that thou sawest was, and is not; and is about to come up out of the abyss, and to go into perdition. And they that dwell on the earth shall wonder, [they] whose name hath not been written in the book of life from the foundation of the world, when they behold the beast, how that he was, and is not, and shall come. 

BAB 20
12And I saw the dead, the great and the small, standing before the throne; and books were opened: and another book was opened, which is [the book] of life: and the dead were judged out of the things which were written in the books, according to their works. 13And the sea gave up the dead that were in it; and death and Hades gave up the dead that were in them: and they were judged every man according to their works. 14And death and Hades were cast into the lake of fire. This is the second death, [even] the lake of fire. 15 And if any was not found written in the book of life, he was cast into the lake of fire.

BAB 21
23And the city hath no need of the sun, neither of the moon, to shine upon it: for the glory of God did lighten it, and the lamp thereof [is] the Lamb. 24And the nations shall walk amidst the light thereof: and the kings of the earth bring their glory into it. 25And the gates thereof shall in no wise be shut by day (for there shall be no night there): 26and they shall bring the glory and the honor of the nations into it: 27 and there shall in no wise enter into it anything unclean, or he that maketh an abomination and a lie: but only they that are written in the Lamb's book of life.

Buddhisme Ilmiah?

Buddhisme Ilmiah 

Kalau dibilang Buddhisme ilmiah bukan berarti Agama Buddha sudah
tidak menerima hasil penelitian ilmuwan jaman sekarang, bukan pula
bahwa kita sudah menemukan dan mengetahui semuanya. Hanya saja ada
dua hal yakni: Agama Buddha jarang sekali bertentangan atau menolak
terobosan baru ilmu pengetahuan. Kedua: Metode Buddhis itu ilmiah.

Mari kita ke poin 2 dulu, apa itu metode ilmiah? dan bagaimana bisa
dikatakan buddhisme itu ilmiah? mengutip Peter D Santina:
The scientific tradition teaches that when we observe a problem, we
must first formulate a general theory and then a specific hypothesis.
The same procedure obtains in the case of the Four Noble Truths. Here
the general theory is that all things must have a cause, while the
specific hypothesis is that the cause of suffering is craving and
ignorance (the second noble truth). This hypothesis can be verified
by the experimental method embodied in the steps of the Eightfold
Path. By means of the steps of this path, the soundness of the second
noble truth can be established. In addition, the reality of the third
noble truth, the cessation of suffering, can be verified, because
through
cultivating the path craving and ignorance are eliminated and the
supreme happiness of nirvana is attained. This experimental process
is repeatable, in keeping with sound scientific practice: not only
did the Buddha attain the end of suffering but so, too, we can see
historically, did all those who followed his path to the end.
Therefore, when we look closely at the teaching of the Buddha, we
find that his approach has a great deal in common with the approach
of science.

Buddha juga seperti dokter. Kamu itu sakit lho, kamu harus mau
diobati. Buktinya kepalamu pusing, keringat terlalu banyak, muka biru
bintik2, dan tubuh lemas. Didiagnosa dulu kenapa apa sebab
penyakitnya. Oh tenang saja penyakit ini bisa disembuhkan, sembuhnya
itu begini2 dan terus begitu. Trus Begini lho cara ngobatinnya. kamu
harus minum obat ini berapa kali sekali setelah makan dll.
Selain itu, Buddha juga bilang, jangan percaya kalo belum merasakan
sendiri. Lihat dan buktikan sendiri! Sembuh ga setelah makan obat?
kalo ga mungkin kamu harus ganti dokter.


Kedua, Buddhis lebih bersifat mengobati pikiran, mengubah sikap dalam
diri seseorang menjadi positif dan lebih bahagia. Jadi kosmologinya
memang sedikit, dan kalaupun ada, kebanyakan berasal dari budaya
setempat yg bisa kita pisahkan dari ajaran Buddha asli (contoh:
cerita sungokong). Jadi pertanyaan yg jadi polemik buat agama lain
terasa bodoh dalam Buddhisme.

Jadi berapa umur bumi? ga tau.
KApan manusia pertama lahir dan siapa namanya? emang penting ya?
Dunia itu diciptakan atau ada sendiri? Yg penting sekarang ada
Evolusi itu bener? iya kali
Kreasionis yg bener? mungkin. tetep aja kita menderita apapun
jawabannya
Tuhan ada ga? Kalau ada trus kenapa, karmaku, hidupku, ya tanggung
jawabku. Tuhan ada atau tidak yg penting aku hidup yg benar.
Kiamat bentar lagi! ga percaya. kalaupun iya trus kenapa, kan karmaku
yg menentukan aku ntar kemana setelah mati.

Si anu bisa melakukan mukjizat *****, ikut dia yuk di*** supaya kita
selamat masuk sur**.
Mukjizat bukan berarti isi kepala suci, kata Buddha.

So, orang beranggapan Buddhisme itu ilmiah, habis tiap ada penemuan
orang Buddhis bilang: tidak bertentangan dengan Tripitaka. Yah wong
emang jarang ada yg ilmiah tertulis di Tripitaka makanya kita adem
ayem. Sampai sekarang yang terbukti ilmiah itu cuma ada dari sisi
psikologis, bidang otak manusia, dan kata2 Buddha tentang banyaknya
planet di alam semesta yg sejalan dengan sains modern. Cukup bisa
dibanggakan...

Tentunya hal ini tidak lepas dari pesaingnya. Tentu saja Buddhis
dibilang satu2nya yg tidak menentang sains, karena yg lain:

1. Memenjarakan Galileo waktu dia bilang Bumi itu bulat dan
mengelilingi matahari. Sekarang pembaca Gfresh bilang sudah ada di
kitab ***** kalau bumi itu bulat, cuma ya dulu kelewat waktu baca.
Jadi mereka bilang Tuhan yg pertama bilang bumi itu bulat bukan
Galileo. Kasian banget si galileo ya?
2. Menentang penemuan penangkal petir, takut Tuhan tidak bisa
menghukum orang jahat.
3. Menentang Bayi Tabung , in vitro fertilization. ga natural
4. Menolak dokter waktu sakit. Mereka percaya doa saja dapat
menyembuhkan. Obat itu bukan ciptaan Tuhan?
5. Menolak bedah mayat untuk keperluan penelitian medis, memperlambat
300 tahun masa penelitian. Katanya nanti takut ga bisa dibangkitkan
kembali waktu second coming Jesus.
6. Melarang penggunaan chloroform untuk meringankan sakit ibu
melahirkan. gere** percaya bahwa sakit itu sepaket dengan hukuman
Tuhan atas dosa hawa.
7. Bilang ngapain belajar soal bintang, soal laut, soal bumi, soal
semuanya, karena Al**h maha tahu dan maha mengetahui, Dia maha
pencipta, dia adalah penciptamu dan pencipta seluruh alam, termasuk
bintangnya, lautnya, buminya, semuanya, maka Sembahlah Al**h satu2nya
Tuhan dan nabi M nabi terakhirnya. Intinya kamu sembah dia dan ga
usah belajar, karena agama ini adalah yg paling diridhoi Al**h.
Bingung kan?

8. Mengatakan bahwa Ikan Paus adalah ikan, pisces dalam taxonomy
hewan, bukan mamalia.
"And God created great whales, and every living creature that moveth,
which the waters brought forth abundantly, after their kind, and
every winged fowl after his kind: and God saw that it was good."--
Genesis 1:21 (KJV)
And of course the Bible contains some stray verses specifically (and
definitively?) "resolving" the whale-fish conundrum. In (English
versions of) the Old Testament, Jonah is a swallowed by a fish; in
Matthew he spends three days in the whale's belly. And since the
Bible is the inerrant Word of God (even after translating it into
English), as a matter of simple (Christian) logic, a whale must
therefore "obviously" be a fish.

Why I choose Buddhism

aku kebetulan jodoh dengan Agama Buddha, dan merasa
memang cocok dengan pribadiku. Aku pelajari agama2 lain, dan tetap
merasa Agama Buddha paling benar. Karena cuma ajaran Buddha yang
paling mengutamakan logika, paling toleran, cinta kasihnya paling
luas, dan sejarahnya paling bagus.

Kalaupun ada yang menawarkan pindah, saya tidak mau. Saya sudah
bertekad tidak akan ganti agama di kehidupan ini. Kenapa? alasannya
sebenarnya sangat personal:

1. Agama Buddha paling susah. Yang lain sepertinya gampang, malah ada
cara instan dapat keselamatan. Buat saya, yg palsu itu biasanya yg
paling membual, seperti tukang obat teriak2 di jalan bilang obatnya
bisa cespleng menyembuhkan semua penyakit, termasuk kanker stadium IV.
Saya lebih percaya kalau diberitau oleh seorang dokter yg qualified
"kamu itu sakitnya udah parah. Sembuhnya lama. Itupun kalo kamu beli
obat yg mahal, minum 3x sehari, ga makan yg ini dan itu, olahraga
ringan tiap pagi. Itupun sembuhnya bertahap. Terserah kamu mau ikut
anjuran saya atau tidak. Oya, biaya konsultasi saya gratis, dan
obatnya kamu beli di tempat lain ya."
Agama Buddha seperti itu, tujuannya jauh, sulit dicapai, butuh praktik
yang katanya sampai bbrp kali kehidupan, butuh karma baik yg banyak,
dan godaan serta rintangannya banyak. Hasil cepat yg bisa didapat
paling kebahagiaan sementara dalam 1 kehidupan, kalo bisa. Nah, masa
ada Tukang Obat palsu promosiin obat susah begini. Ga akan laku.
Berarti ini obat asli kan?

2. Agama Buddha literaturnya paling banyak.
Saya ini orangnya senang membaca dan cepat menangkap jika poin moral
disampaikan lewat cerita. Dari kecil sudah sering baca kisah anak2
bergambar yang ada poin moralnya, yg mengajarkan serakah tidak baik, dll.
Saya baca alkitab habis dari PL sampai PB dalam beberapa hari. ga
berkesan. Mungkin karena isinya sulit dimengerti pakai konteks modern,
atau butuh kuliah teologi dan tafsir alkitab. Aku jelas tidak membaca
bagian silsilah (si anu memperanakkan si B, terus punya anak si C,
dst) atau angka (jumlah roti yang dimakan hari itu berjumlah
593822...) dan taurat (musa bilang jangan menjemur baju hari sabat
karena...) habis menurutku ga penting.
Yg kubaca adalah cerita orang2 israel dan Yesus. Kebanyakan cerita
sejarah atau dongeng. Moralnya ga ada, dikit, atau aku tidak mengerti
(habis isinya mukjizat, perang, bencana, pembunuhan,perbudakan, dan
pengkhianatan) Akhirnya cuma berguna waktu pelajaran agama katolik dan
memperluas wawasan.
Alquran tidak pernah baca lengkap tapi baca kutipan2 nya. Isinya
kebanyakan perintah2 yg tidak akan kuturuti. lagian aku tidak suka
gaya bahasa Quran.
Aku menikmati membaca kisah2 kebijaksanaan Tionghoa klasik, kitab
konghucu yang ada moral Cina zaman dulu, terutama kalo ada ceritanya.
Tapi kisah seperti itu terbatas jumlahnya dan sulit dapatnya.
Tapi kalau agama Buddha, literaturnya tidak habis dibaca.
Dari Tripitaka, Sutta Pitaka berisi khotbah2 Guru Buddha dan banyak
yang berupa cerita perumpamaan. Banyak juga khotbah2 yang diberi
komentar berupa konteks situasi dimana khotbah itu diberikan. Jadi
banyak sekali ceritanya!
423 syair Dhammapada semua ada background story. 510 kisah Jataka/
kelahiran Siddharta yg lampau berupa cerita2 moral. Kemudian ada
cerita mengenai Alam Peta, alam Dewa, Kisah murid2 Buddha, Kisah
Kehidupan Pangeran Siddharta sendiri, dan banyak lagi yang sampai saat
ini saya yakin masih ada yang belum saya baca. Padahal saya sudah
membaca ratusan buku Buddhis.
Keluar dari kanon Tripitaka Pali Theravada, Sutra Mahayana tidak kalah
banyak. Dengan gaya bahasa yang lebih indah, lebih panjang, Sutra
Mahayana menjelaskan poin yang sama dengan Theravada tetapi dengan
ceita yang berbeda. Jumlah Sutra Mahayana banyak sekali, tetapi
sayangnya kebanyakan berada dalam bahasa China atau Tibet atau sudah
terbakar waktu orang Muslim membakar Universitas Nalanda di India.
Tapi Masih banyak cerita tentang orang2 suci setelah Buddha yang
muncul di abad2 kemudian. Cerita tentang guru2 besar ini memberi
inspirasi bagi kita untuk praktek. Ada Nagarjuna, Marpa, Milarepa,
Bodhidarma, Sesepuh ke-6 Hui Neng, Atisha, Tsongkhapa, Naropa, Ma Tsu,
Lin Chi, dll

Sampai Sekarang, saya masih suka menemukan cerita Buddhis yang belum
pernah saya baca. Maklum, Tripitaka ada 3 lemari dan belum semuanya
selesai ditranslate, dan guru2 besar biografinya masih berlimpah.
Mengingat saya ini orang yang tipenya belajar dari cerita, agama
Buddha cocok kan dengan saya? Kalau agama lain ceritanya itu2 saja,
cepet bosan. Agama lain yang ceritanya juga banyak itu Hindu. Tapi
orang Hindu saja menganggap Buddha itu "cabangnya" Hindu, jadi kalo
saya pindah ke Hindu sama aja boong kan?
Jadi karena itu saya tidak akan pindah agama. Saya mengakui agama
Buddha, seperti agama lain tidaklah tanpa cacat. Buddha mungkin
sempurna mengajar, tapi kan murid2nya tidak sempurna dan ada
kemungkinan berbuat salah. Tapi saya yakin saya sudah memilih yang

terbaik dari pilihan2 yang tidak sempurna.

3. Aku sendiri tidak bisa menemukan kelemahan yang signifikan dari agamaku. Mengutip
temanku (yg Kristen) berkata "bagaimana caranya kamu membantah agama
yang bilang 'cintailah semua makhluk' dan 'hiduplah secara harmonis',
dan penuh kata 'damai' 'sabar' 'bahagia'?"
Karena aku juga belajar agama lain, aku belajar bahwa hampir semua
agama punya kritiknya, ada kelemahannya. Aku lihat situs2 perbandingan
agama sampai situs2 yang menyerang agama lain di internet.
Kesimpulannya? Cuma Agama Buddha yang paling tidak bisa diserang. Dari
situ aku makin mantap bahwa pilihanku benar.

Penganut Buddhisme tidak menyembah berhala!

Berikut ini argumen2 untuk menjelaskan bahwa Buddhist tidak menyembah
patung batu dan kayu.

Penyembah berhala, apakah tolok ukurnya?

Ketika saya bertemu dengan doktor pribadi saya, beliau bertanya
tentang kegiatan religius saya. Dan ketika beliau telah mengetahui
merek religius saya, ia menanggapi bahwa saya adalah pemuja batu dan
saya disarankan untuk memiliki pegangan hidup agar di hari kiamat
yang telah dekat, saya dapat tertolong sehingga dapat terlahir di
surga abadi.
Lalu saya bertanya mengapa saya disebut pemuja batu? Jawabnya, saya
menyembah patung, pemuja berhala. Ketika saya bertanya balik, apakah
benar saya menyembah patung, beliau mengatakan ya, karena menurutnya,
saya menghormat dan memohon-mohon rejeki, keselamatan, nama baik,
keberhasilan dan sebagainya kepada patung yang terbuat dari batu dan
tak ada bedanya dengan animisme, penyembah batu, religius berhala.
Kemudian saya berkata: "Pernyataan dokter seolah-olah menunjukkan
bahwa perihal pikiran saya, sepertinya dokter lebih tahu dari pikiran
saya sendiri, darimanakah dokter mengetahui bahwa saya menghormat dan
memohon¬mohon kepada patung, apakah dokter dapat membaca pikiran
saya, tolong dokter memberikan petunjuk bagi saya."
Maka iapun menjawab bahwa kebanyakan, orang yang bertingkah laku di
depan patung adalah demikian, sehingga diambil kesimpulan bahwa itu
menyembah dan memohon kepada patung.
Kemudian saya mengutarakan kenyataan yang umum terjadi di
masyarakat: "Ketika rakyat suatu negara mengangkat tangan di atas
kening sambil menghadap tegap ke arah Bendera Nasional Negara itu
pada kesempatan suatu upacara, apakah makna tingkah laku orang-orang
itu, apakah mereka menyembah atau meminta-minta sesuatu kepada
bendera itu?"
Dokter saya menjawab, bahwa menghadapi Bendera Nasional, mereka tidak
menyembah atau meminta-minta sesuatu namun saat itu mereka mengenang
perbuatan / kualitas jasa para pahlawan sehingga secara alamiah
mereka tergugah batinnya untuk mencontoh perbuatan patriot para
pahlawannya."
Kemudian saya lanjutkan: "Mungkinkah penganut religius yang dokter
sebut sebagai penyembah patung/berhala ta di, ketika berlutut di
bawah atau di hadapan patung itu, pikirannya diliputi oleh sifat-
sifat baik yang mencontoh orang yang dilambangkan dengan patung tadi,
atau mengenang kualitas-kualitas batin yang baik dari orang yang
dilambangkan dalam bentuk patung tersebut, seperti halnya rakyat yang
sedang mengenang jasa para pahlawannya?"
Beliau menjawab bahwa hal itu sangat mungkin. Lantas saya kembali
bertanya:"Apabila sangat mungkin, maka orang-orang yang melakukan
dengan pikiran baik tersebut apakah masih layak disebut sebagai
penyembah patung/berhala, dan jika saya melakukan seperti itu, apakah
tepat pernyataan dokter pertama tadi bahwa saya adalah penyembah
berhala?"
Tentu saja tidak, jawab dokter itu. Saya melanjutkan: "Mengapa
tidak?" Karena penyembah berhala artinya menyembah dan meminta-minta
sesuatu (rejeki, keselamatan, dan sebagainya) kepada sesuatu yang
tidak diketahuinya, demikian jawab dokter tersebut.
Mendapat jawaban seperti itu, saya berkata dan bertanya kepada
beliau: "Maaf dokter, saya gembira sekali karena dokter berbicara
sangat terbuka, oleh karena itu ijinkanlah saya bertanya secara
terbuka dan jangan terlalu dipikirkan apabila pertanyaan saya ini
tidak tepat; bagaimanakah dengan dokter, apakah dokter dalam
mempraktikkan kepercayaan religius yang dokter anut, acap kali
meminta atau memohon sesuatu (keselamatan, rejeki dsb) kepada sesuatu
yang sesungguhnya dokter tidak/belum pahami/ketahui (tanpa atau
dengan media tertentu seperti patung atau hal lainnya)?"
Beliau terdiam sejenak, kemudian menanggapi:"Selama ini saya telah
salah pandangan tentang kepercayaan religius yang kamu pahami,
maafkan saya! Sesungguhnya selama ini, saya lebih berhala
dibandingkan kamu, karena saya sering kali meminta atau memohon
sesuatu (rejeki, kesehatan, keselamatan dan sebagainya) kepada
sesuatu yang memang saya belum/tidak pahami/ketahui. Maafkan saya,
selama ini saya telah salah menilai kepercayaan religius yang kamu
pahami hanya dari penampakan luar. Ternyata sisi batin si pelaku
sangat menentukan kualitas perbuatannya. Terus terang, saya merasa
syukur atas keteranganmu karena untuk selanjutnya saya tidak akan
salah menilai seperti itu lagi.
Demikianlah dialog antara dokter pribadi saya dan saya, yang terjadi
secara spontan dan terbuka. Memang, saya dan teman-teman memiliki
ruang yang terdapat patung seorang guru besar yang bernama Gotama.
Memuja patung bukanlah ajaran religius kami, namun, memang kebanyakan

para penganut religius kami, tidak mengerti dengan benar ajaran
religiusnya (tidak mau tahu atau karena ajaran tersebut memerlukan
kemampuan logika pada taraf tertentu), sehingga mereka terjebak ke
dalam praktik keliru sebagai pemuja berhala.
Bagi kami, patung guru besar kami yang bernama Gotama hanya sebagai
alat bantu bagi para pemula (bagi yang telah pandai sama sekali tidak
memerlukan alat bantu seperti itu) untuk membangkitkan sikap batinnya
sepert yang dimiliki oleh guru besar Gotama, yaitu:
1. Murah-hati (dermawan)
2. Bermoral (tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berzinah,
tidak berdusta, tidak memakan atau meminum makanan atau minuman yang
melemahkan kewaspadaan)
3. Tidak terikat/tidak melekat
4. Bijaksana dalam bertindak, berbicara dan berpikir
5. Bersemangat
6. Sabar
7. Selalu berpikir, berbicara dan bertindak jujur dan benar
8. Memiliki tekad yang kuat
9. Memiliki cinta kasih terhadap semua mahluk (tidak pandang
bangsa, ras, agama, golongan, sekte, mahluk, dsb)
10. Sikap seimbang menghadapi suka dan duka (tidak larut dalam
suka maupun duka)
Patung bukanlah kriteria ajaran kami. Ada atau tidak ada patung tidak
menjadi masalah. Guru besar kami sama sekali tidak mengajarkan
pemujaan patung guna menuju kebahagiaan sejati. Tindakan melalui
pikiran, ucapan dan jasmani yang senantiasa terkendali serta jauh
dari keserakahan, kebencian dan kebodohan batin merupakan syarat
mutlak untuk merealisasi kebahagiaan sejati. Setiap mahluk
mengharapkan kebahagiaan, namun kebahagiaan tidak dapat muncul karena
berdoa, meminta-minta.
Kebahagiaan merupakan akibat, dan akibat akan muncul apabila ada
sebab tepat yang mendahuluinya. Sebab yang baik pasti akan
menimbulkan akibat yang baik; sebaliknya sebab yang buruk akan
menimbulkan akibat yang buruk pula. Proses sebab akibat ini akan
berlangsung selama kondisi-kondisi penunjangnya terpenuhi; mereka
berproses secara alamiah. Pengertian yang benar mengenai proses
inilah yang menyebabkan saya secara sukarela berusaha melakukan
kebaikan tanpa tergiur oleh janji/iming-iming surga dan secara
sukarela pula
berusaha tidak melakukan kejahatan, tanpa diliputi rasa takut akan
ancaman neraka. Semoga uraian kenyataan di atas dapat meredakan
kesalahpahaman antar penganut religius. [Slamet Rodjali] [Buletin
Dharma Manggala Mei 2007]



TWO STORIES ABOUT THE BUDDHA STATUE
- A Zen Buddhism Koan
NOTE: These two Zen Koans have won big favours among Westerners who
come to accept Buddhism as part of their spirituality. Together with
the riddle "if you see the Buddha, kill him", they are frequently
used by Western followers to promote Buddhism as an idealistic,
rather than idol worshiping, religion.

STORY I: Dismantling the Buddha Statue
On a very cold chilly winter night, a poor unemployed man dropped
into a Buddhist Temple and kneeled in front of the Main Buddha
Statue. After saying a prayer to the Buddha, he bursted into tears
and started to cry. The Monk-in-charge of the Temple, Dharma Master
Wing Xi (literally, Glorious West) approached him and asked what
happened.
"Your venerable," replied the poor man, "My wife and kids have been
hungry for several days. I have tried my best to support them, but I
could not find work anywhere in town. Now because of the weather, I
am suffering from severe arthritis and other diseases. I think my
family would not last any longer. That's why I come here to pray to
the Buddha and ask him to alleviate my sufferings."
Master Wing Xi pondered, "as Buddhist monks, we do not have any
money. How can we help him in such an emergency?" As he looked at the
gold-plated Buddha Statue in the main hall, suddenly, he had an idea.
He ordered his students to remove the arm from the Buddha Statue,
peel the gold off the arm and gave it to the unemployed poor
man. "Sell it to a gold smith and use the proceeds for your
emergency," he told the poor man.
All the other monks were shocked at his decision and protested, "How
can you break the arm of the Buddha Statue and give it away?"
Master Wing Xi said calmly, "You guys do not understand the Dharma. I
do this to honour the Buddha himself."
The other monks were confused and angry, "You are breaking the Buddha
Statue to pieces. How can this be considered to be an honour to
Buddhism and to the Buddha himself."
Master Wing Xi replied, "I do honour our religion and the founder,
the Buddha himself. Even though I am going to Hell after this, I am
still going to break up the Statue and give it away."
Under the order from the Master, the monks had no choice but started
to chip off the gold plate from the statue, but they surely did not
like doing it. They started to murmur, "We are breaking up the Buddha
Statue to pieces and give it away - and our Master says this is an
honour to Buddhism? What an anti-religion idiot."
Upon hearing this, Master Wing Xi could not stand it any long. He
shouted out loudly, "Don't you guys study the Buddhist Scriptures?
Before he became a Buddha, in his previous lives, Prince Siddhartha
gave himself up to feed a hungry tiger, cut his own flesh to feed an
hungry eagle, donated his own eye to cure someone's eyesight, etc. He
donated everything, including his own body parts for the well being
of other sentient beings. Do you understand his teachings at all?! "


STORY II - Using the Buddha Statue as heating fuel
During the Teng Dynasty, Dharma Master Dan Xia (literally, Red
Twilight) used to be a candidate for the civil service examination.
But he got a "calling" and later became a Buddhist Monk instead.
On a cold winter night, a big snow storm hit the city and the temple
where Dan Xia served as a Monk got snowed in. Cut off from outside
traffic, the coal delivery man could not get to the Zen Monastery.
Soon it ran out of heating fuel after a few days and everybody was
shivering in the cold. The monks could not even cook their meals.
Dan Xia began to remove the wooden Buddha Statues from the display
and put them into the fireplace.
"What are you doing?" the monks were shocked to see that the holy
Buddha Statues were being burnt inside the fire place. "You are
burning our holy religious artifacts! You are insulting the Buddha!"
"Are these statues alive and do they have any Buddha nature?" asked
Master Dan Xia.
"Of course not," replied the monks. "They are made of wood. They
cannot have Buddha Nature."
"OK. Then they are just pieces of firewood and therefore can be used
as heating fuel," said Master Dan Xia. "Can you pass me another piece
of firewood please? I need some warmth."
The next day, the snow storm had gone and Dan Xia went into town and
brought back some replacement Buddha Statues. After putting them on
the displays, he began to kneel down and burn incense sticks to them.
"Are you worshiping firewood?" ask the monks who are confused for
what he was doing.
"No. I am treating these statues as holy artifacts and am honouring
the Buddha." replied Dan Xia.


Sepanjang sejarah penyembahan berhala, apa ada penyembah berhala yang
dengan tenang-tenang membakar patung yang dia sembah?
Tidak ada.
Karena itu, Buddhist tidak menyembah berhala, tidak menyembah patung.
Kita tahu kok patung itu dari kayu, benda mati. Tapi kita perlu image
Buddha sebagai contoh bahwa seorang manusia bisa mencapai
kesempurnaan, dapat mencapai pembebasan, dan bisa mengembangkan
kualitas-kualitas baik.

Why I say Buddhism is the best religion

Mari kita lihat agama mana yang paling sempurna yang ada di dunia ini
yang mana:
cara pembuktian:

Premis 1: semua pendiri agama adalah orang yang sempurna, suci, dll
Anggap aja premis pertama bener dulu (walau saya sih secara pribadi
anggap Siddharta yg sempurna). Daripada jelek-jelekin tokoh agama
lain, y gak?

Premis 2: Agama diberikan sesuai dengan kondisi penerima
Agama itu kan sesuatu yang sifatnya spiritual, dan pemahaman maupun
tingkatan tiap orang berbeda dalam hal ini. Para pendiri agama
pastilah menyesuaikan ajarannya sesuai dengan level si penerima
Sama seperti waktu ngajarin anak SD sama anak kuliahan kan beda. SD
mulai penjumlahan, kuliah udah masuk teori kuantum.
Hal ini umumnya berlaku untuk semua agama

Premis1 + Premis 2 =
Ada agama yang levelnya di atas ada yang di bawah. Hal ini secara
logika mungkin bukan karena pendiri agama tersebut tidak tahu tentang
level di atasnya (premis 1, mereka sudah sempurna),
Tapi karena penerima agama tersebut BELUM SIAP untuk belajar sesutu
yang lebih tinggi. Bagaimana cara kita mengukur tingkatan-tingkatan
ini? Gampang.
Tingkat spiritual si penerima agama sebelum si pendiri agama datang
dan berkhotbah "bla bla bla...." menentukan level agama tersebut.

Mari kita lihat penerima awal setiap agama satu persatu...


1. Hindu
Sejarah awal tidak jelas dan lebih merupakan budaya yang berkembang
sejak zaman batu. Tidak dapat diketahui keadaan mental orang hindu
zaman dulu. Nabinya saja tidak pasti... Urutan: tidak dapat dipastikan

2. Sikh
untuk orang india muslim dan hindu yang sedang bertikai (perang
dingin), agama ini lumayan dapat membuat damai dengan mencoba
menghilangkan perbedaan 2 agama. Minus: Karena ditujukan untuk orang-
orang yang sedang dalam keadaan saling benci, kualitas agama ini
diragukan
Urutan: 3

3. Yahudi
Untuk orang-orang penyembah berhala yg gila perang, tidak punya tanah
dan berusaha merebut tanah "yg dijanjikan", bekas budak (zaman musa),
pelanggar firman Tuhan (sepanjang sejarah).
Urutan: 4

4. Kristen
Untuk orang Yahudi yang munafik atau terlalu kaku dengan kitab
Taurat, dijajah Romawi dan mengharapkan mesias. Tapi setidaknya
secara umum orang Yahudi zaman Yesus sudah punya basic Moral code
dari kitab Taurat
Urutan: 2

5. Buddhisme & Jainisme
Berkembang ketika orang-orang di India kebanyakan bertanya "apa arti
hidup?"
Ketika berkembang sekitar 62 pandangan tentang Tuhan, Dunia, dan
keselamatan
Ketika tradisi Hindu seperti kasta dan ritual dipertanyakan akal sehat
Ketika muncul guru-guru spiritual yang menawarkan "pembebasan" dimana-
mana, orang orang yang berguru pda mereka
Ketika banyak orang meninggalkan hidup duniawi untuk mengejar
pembebasan tersebut
Ketika kebanyakan orang India percaya karma, reinkarnasi, maka mereka
sering berbuat baik. (walaupun tentunya ada penjahat juga)

Urutan: 1 (ga percaya? buktikan pake argumen)

6. Islam
Untuk menjinakkan suku-suku Arab penyembah berhala yang tidak punya
moral sama sekali. Kaum muslim menyebut keadaan pra-Islam sebagai
zaman 'Jahilliyah'. Tidak ada hukum. Pembunuhan biasa. pemerkosaan
apalagi. Wanita sederajat dengan hewan.

Urutan : 5 (paling rendah)

Ada kesalahan? mungkin ada! Bingung juga orang israel zaman dulu
dengan orang arab zaman pra-Islam mana yg lebih barbar.
Tapi toh tetep aja dua agama itu adalah untuk menjinakkan orang-orang
barbar.

Balik ke premis awal...
semua pendiri agama orang sempurna yg mengajarkan agama kepada
manusia dengan penyesuaian. Agama yg mau diajarkan sempurna karena,
katakanlah Tuhan, wahyu, atau pencerahannya sempurna. Tapi tetep
harus disesuikan karena pendengarnya beda-beda. Berdasarkan budaya
dan kondisi mental/moral/spiritual penerima awal suatu agama kita
bisa nebak-nebak level suatu agama.
Bukan berarti agamanya ga sempurna, tapi tidak lengkap. Karena
tingkat selanjutnya ga akan bisa dimengerti sama pendengarnya,
ngapain juga diajarin?

Kita lihat disini Islam berada di posisi paling bawah, sementara
Buddhisme pling atas. Jelas, krn Buddha tidak mereformasi zaman
jahiliyah. Buddha mengajar masyarakat yang umumnya baik-baik.

Seorang Buddha lahir pada waktu dan tempat yang tepat...

Itulh kenapa aku secara pribadi merasa Buddhism is the best

Kenapa aku bangga jadi pengikut Buddha

Kenapa Saya Bangga Menjadi Seorang Buddhist

1.Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah
atas nama agama kami, mengadakan perang, menyerbu suatu negara,
walaupun dengan tujuan menyebarkan agama kami, dan tidak pernah
mendukung perbuatan seperti itu. Kami cinta damai.
2.Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah
atas nama agama kami, berperang antar sesama yang berbeda aliran,
tidak pernah menekan sekte – sekte yang berbeda, tidak pernah
melakukan penindasan, penjarahan, pembunuhan kepada aliran lain.
3.Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah
atas nama agama kami, menghancurkan agama lain, membunuh pengikut
agama lain, membakar dan menghancurkan tempat – tempat ibadah agama
lain, membakar universitas dan perpustakaan, membantai pemuka agama
lain, dan membakar kitab suci agama lain.
4.Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah
atas nama agama kami, memaksa, menakut-nakuti, mengiming-imingi, atau
menekan dengan berbagai cara pengikut agama lain supaya memeluk
keyakinan kami.
5.Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah
atas nama agama kami, menghalangi kemajuan ilmu pengetahuan, mengutuk
dan memenjarakan ilmuwan, atau menetapkan sebuah teori ilmu
pengetahuan sebagai sebuah `dogma' yang tidak dapat dikritik.
6.Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah
atas nama agama kami, membakar seorang wanita yang dituduh penyihir,
membunuh orang yang diduga penyihir
7.Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah
atas nama agama kami, melakukan pembunuhan, mengizinkan pembunuhan,
pencurian, penjarahan, dan kekerasan
8.Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah
atas nama agama kami, mendiskriminasikan perempuan, menganjurkan
poligami, dan mengatur cara berpakaian seseorang.
9.Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah
atas nama agama kami, menganjurkan menyelesaikan masalah dengan BOM,
menyetujui penggunaan bom bunuh diri, ataupun kegiatan teroris lainnya.
10.Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah
atas nama agama kami, menjelek-jelekkan agama lain dengan sengaja,
dengan tujuan memperoleh pengikut.
11.Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah
atas nama agama kami, membunuh orang yang menghina agama Buddha dan
Guru Buddha. (Kami percaya hukum karma akan berlaku pada orang itu).
Tidak pernah juga mengeluarkan `perintah/fatwa mati'.
12.Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah
kami harus mati-matian membela figur pribadi Guru Buddha. Karena
Beliau adalah teladan yang sempurna, hampir tidak ada yang harus dibela.
13.Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah
atas nama agama kami, menyalahgunakan politik untuk memperbesar
pengaruh agama kami.
14.Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah
atas nama agama kami, mengobral pertunjukan kesaktian, keajaiban dan
kegaiban dengan tujuan mencari pengikut, karena hal itu dilarang keras
oleh Guru Buddha. Kami tidak tertarik untuk menarik pengikut bodoh
yang percaya buta karena melihat sulap.
15.Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah
atas nama agama kami, membunuh makhluk hidup apapun juga, entah
sebagai kurban atau persembahan, atau untuk alasan egois lainnya.
16.Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah
atas nama agama kami, memandang rendah sesama manusia, atas dasar
kasta, gender, ras, kelahiran, status sosial, harta, dll.
17.Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah
atas nama agama kami, mengijinkan perbudakan sesama manusia.
18.Kami pengikut Buddha tidak pernah menentang nilai - nilai
demokrasi. Sebaliknya, kami mendukung demokrasi. Termasuk Hak Asasi
Manusia dan kebebasan beragama.
19.Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah
atas nama agama kami, `menerbitkan tiket masuk surga', ataupun
menjamin surga bagi para pengikut, atau sebagai iming-iming.
20.Kami pengikut Buddha, sepanjang sejarah agama kami, tidak pernah
atas nama agama kami, menyebut agama lain `kafir', dan mengutuk
pengikut agama lain ke neraka.
Pelaku kejahatan akan menerima penderitaan.
Pelaku kebajikan akan mendapat kebahagiaan
Bukan karena agama, tetapi karena tindakan merekalah sesorang
Mendapatkan surga atau neraka

Muhammad bukanlah Maitreya, part 2

Ketidakcocokan ajaran

 
1.Kelahiran kembali dan karma

Salah satu perbedaan besar ajaran Buddha dan ajaran Muhammad adalah mengenai masalah kelahiran kembali dan Karma. Buddha Gautama dengan sangat spesifik menyatakan bahwa kelahiran kembali adalah pasti, dan lebih jauh menceritakan banyak kelahiran-Nya yang terdahulu.

Catatan mengenai kelahiran terdahulu Siddharta Gautama ini terkumpul di banyak tempat di Tripitaka. Contohnya:
Jataka (Theravada). Kitab yang menceritakan kisah 547 kelahiran Bodhisattva yang terdahulu.
Jatakamala (Mahayana). Kitab Jataka versi Mahayana dengan cerita yang lebih sedikit tetapi lebih mudah dimengerti dan lebih menekankan aspirasi pencapaian KeBuddhaan. 
Sutra Tentang Yang Bijak dan Yang Dungu (Mahayana). Menceritakan banyak cerita kelahiran kembali dan hukum sebab akibat (karma) yang dialami oleh Bodhisattva maupun murid-murid Buddha pada kelahiran sebelumnya.

Semua kitab di atas menceritakan kisah yang sama, yaitu bagaimana seorang Bodhisattva harus berjuang melalui banyak kelahiran untuk menyempurnakan kualitas-kualitas baik dan perbuatan bajiknya. Perbuatan bajik yang tidak mungkin dapat disempurnakan dalam satu kelahiran. Kesempurnaan (Paramita) yang disempurnakan melalui kelahiran yang tak terhitung jumlahnya. Kesempurnaan Berdana (Perfection of giving) misalnya, dicapai ketika Bodhisattva memberikan:

a. Hartanya, anak-anaknya, dan istrinya (Vessantara Jataka)

b. Organ tubuhnya (Maitribhala Jâtaka - Kisah Tentang Kekuatan Belas kasih)

c. Hidupnya. (contoh: Vyaghri Jataka)

Muhammad tidak pernah memberikan ajaran tentang bagaimana tidak mementingkan diri sendiri dan memberikan hidup sendiri untuk kebahagiaan orang lain.

Apa yang diajarkan Muhammad sangatlah berbeda. Ia mengajarkan akhir jaman (kiamat) yang serupa dengan agama Kristen dan Yahudi dimana semua orang akan diadili sesuai perbuatannya pada masa hidupnya. Manusia hanya hidup satu kali. Tak ada hukum karma yang berlanjut di kehidupan mendatang.

2. Beliau akan menceritakan Buddha Gautama secara jelas dan mendetil

Buddha Maitreya akan secara jelas menceritakan kisah-kisah mengenai Buddha sebelumnya, termasuk Buddha Gautama. Seperti juga Buddha Gautama yang telah menceritakan secara jelas 24 Buddha sebelum Beliau.

 

"He will tell the story of one of his past lives (Jataka) whenever necessary, and he will teach the Buddhavamsa (The Chronicle of Buddhas) to a gathering of his relatives."

 

Para bhikkhu, berdasarkan pengertiannya yang sempurna tentang Dhamma-dhatu, maka Tathagata dapat mengingat kembali para Buddha yang lampau. Karena ia telah mencapai kesempurnaan, telah melenyapkan semua kekotoran batin, telah menghancurkan semua rintangan, telah memutuskan lingkaran kehidupan dan terbebas dari penderitan. Demikianlah, sehingga ia dapat mengingat kelahiran para Buddha, nama mereka, keturunan mereka, keluarga mereka, panjang usia kehidupan mereka, pasangan murid utama mereka, bhikkhu pembantu mereka, kelompok bhikkhu yang datang berkumpul; maka ia dapat berkata: "Demikian itulah kelahiran dari para Bhagava, nama mereka, keturunan mereka, keluarga mereka, sila (moral) mereka, Dhamma mereka, kebijaksanaan mereka, bagaimana mereka hidup dan bagaimana mereka mencapai kesucian."

(Mahapadana Sutta, Digha Nikaya)

 

Kenapa Buddha Maitreya menceritakan secara detil tentang Buddha Gautama? Karena mereka pernah bertemu secara langsung dalam beberapa kehidupan. Salah satu pertemuan tersebut diceritakan dalam Vyaghri Jataka, dimana Buddha Maitreya waktu itu adalah siswa senior pertapa yang merupakan kelahiran terdahulu Buddha Gautama. (At different stages of perfection two Bodhisattas may happen to be reborn at the same vicinity at some very rare moments in their life's journey).

 

Nah, Muhammad tidak pernah menceritakan Buddha Gautama dan Buddha-Buddha sebelumnya yang telah diceritakan oleh Buddha Gautama. Maka, sangatlah diragukan apakah Muhammad adalah penerus Buddha Gautama. Padahal Buddha Maitreya dengan sangat jelas diramalkan sebagai penerus garis sislsilah Buddha.

 
3. Ahimsa dan cinta terhadap semua makhluk

Nama Maitreya (sansekerta, bahasa pali: Metteya) berasal dari kata Maitri (pali: Metta) yang artinya cinta kasih. Maitreya berarti `Ia yang memiliki cinta kasih'. Seorang yang diklaim sebagai Maitreya seharusnya mempunyai cinta kasih yang sangat istimewa.

Dikatakan bahwa ajaran Buddha Gautama menekankan pada pengembangan kebijaksanaan dan ajaran Buddha Maitreya akan menekankan pada cinta kasih. Bukan berarti Maitreya memiliki cinta kasih yang lebih daripada Buddha Gautama dan Buddha Gautama lebih bijaksana. Cinta kasih dan kebijaksanaan semua Buddha adalah sama, yang berbeda hanyalah pada penekanan ajaran.

Tidaklah cukup mengatakan bahwa Muhammad dan ajarannya, Islam, memiliki cinta kasih, atau Tuhan agama mereka adalah Maha-Pengasih, dll, untuk menyamakan Muhammad dan Maitreya. Masalahnya cinta kasih yang dimengerti dalam ajaran Buddha tidaklah sama dengan cinta kasih yang dimengerti pada umumnya.

Cinta kasih dalam ajaran Buddha berarti cinta kasih pada semua makhluk di dunia, bahkan terhadap serangga terkecil sekalipun.

 

"Tak berbuat kesalahan walaupun kecil

Yang dapat dicela oleh para bijaksana

Hendaklah ia berpikir 

Semoga semua makhluk berbahagia dan tentram

Semoga semua makhluk berbahagia

 

Makhluk hidup apa pun juga,

Yang lemah dan kuat tanpa kecuali

Yang panjang atau besar,

Yang sedang, pendek, kecil, atau gemuk

Yang tampak atau tak tampak,

Yang jauh atau pun dekat

Yang telah lahir atau akan lahir

Semoga semua makhluk berbahagia

….

Bagaikan seorang ibu mempertaruhkan jiwanya

Melindungi anaknya yang tunggal

Demikianlah terhadap semua makhluk

Dipancarkankannya pikiran kasih sayangnya tanpa batas  

(Karaniya Metta Sutta – Khotbah tentang pengembangan cinta kasih)  

 

Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa Muhammad bukanlah Maitreya penerus Buddha Gautama. Kenapa? Karena Buddha Maitreya seharusnya mengajarkan praktek pengembangan cinta kasih yang minimal sama dengan Buddha Gautama. Sehingga Maitreya juga akan mengajarkan cinta pada semua makhluk dan mengajarkan ahimsa (tanpa kekerasan). Pembunuhan makhluk lain akan dicela sebagai perbuatan buruk dan mengakibatkan karma negatif.

Sementara Muhammad tidak mengajarkan hal tersebut. Bahkan membunuh manusia dan perang dalam kondisi tertentu diperbolehkan, apalagi membunuh binatang. Muhammad dikatakan menyukai beberapa binatang (contohnya Unta) dan melarang mereka dibunuh. Tetapi beberapa binatang dibunuh dengan sengaja. Contohnya, dalam Islam, ada upacara kurban yang membunuh banyak ternak yang merupakan upacara religius wajib.

Upacara kurban sangat bertentangan dengan konsep cinta kasih kepada semua makhluk. Upacara kurban juga secara spesifik ditentang/dikritik oleh Buddha Gautama. Buddha berkata bahwa upacara kurban yang benar dan mulia adalah:

"Brahmana, dalam pelaksanaan upacara tidak ada sapi, kambing, unggas, babi yang dibunuh atau tidak ada makhluk hidup mana pun yang dibunuh. Tidak ada pohon yang ditebang untuk dijadikan tiang, tidak ada rumput 'Dabba' yang disabit dan diletakkan di sekeliling tiang. Para pekerja dan pembantu atau pekerja yang bekerja, tidak ada yang diancam dengan cambuk atau tongkat, sehingga tidak ada tangisan maupun air mata bercucuran di wajah mereka. Siapa yang ingin membantu, ia bekerja; ia yang tidak mau membantu, tidak bekerja. Setiap orang melakukan sesuai apa yang ia inginkan; melakukan atau tidak melakukan. Upacara dilaksanakan dengan hanya menggunakan ghee, minyak, mentega, susu, madu dan gula.

(Kutadanta Sutta –Sutta Pitaka Digha Nikaya)

Dalam salah satu kisah jataka juga disinggung tentang upacara kurban dimana upacara pengorbanan hewan dikatakan sebagai hal yang sia-sia.

4. Tentang Tuhan

Buddhisme jelas-jelas menolak ide tentang Tuhan Pencipta. Hal ini telah berkali-kali ditegaskan oleh Buddha Gautama dalam banyak khotbah. Buddha dengan sendirinya juga menolak metode-metode agama lain yang menawarkan penyatuan dengan Tuhan. Tuhan di India waktu itu dipanggil dengan nama Brahma. Contoh hal ini ada di Tevijja Sutta (khotbah tentang tiga pengetahuan) dimana Buddha mengkritik metode-metode Hindu yang dikatakan dapat membawa penyatuan dengan Brahma. Definisi Buddhism tentang Tuhan sama sekali berbeda dengan definisi agama lain

Muhammad bukanlah Maitreya, part 1

Klaim bahwa Muhammad adalah Maitreya didasarkan pada beberapa kesamaan antara ramalan Buddha Gautama dengan kehidupan Muhammad. Tetapi klaim ini kebanyakan hanya mengada-ada dan menghubung-hubungkan dengan tidak logis. Bahkan klaim ini tidak mempedulikan aspek-aspek dari ramalan Buddha Gautama yang dengan jelas menyebutkan kapan dan dalam kondisi seperti apa seperti apa keadaan Buddha Maitreya muncul. Selain itu, ketidaksesuaian ajaran antara Buddha Gautama dengan ajaran Muhammad dalam hal-hal yang mendasar patut dipertanyakan karena seharusnya ajaran Buddha dari masa ke masa adalah sama.

Tulisan ini bukan bertujuan untuk menjelek-jelekkan agama lain, tetapi untuk memberi penjelasan berdasarkan kitab-kitab suci Buddhis kenapa Muhammad tidak mungkin adalah Maitreya. Fokus tulisan ini karena itu adalah perbedaan fakta sejarah kehidupan Muhammad dengan ramalan Buddha Gautama dan perbedaan ajaran antara Islam dan Buddhisme yang sangat mendasar.

 

A. Ketidakcocokan dengan ramalan
Buddha Maitreya akan datang setelah ajaran Buddha Gautama dilupakan

 

Suatu hari ketika Buddha Gotama tinggal di hutan Banyan di Kapilavastu, Bhikkhu Sariputta mendekati beliau dan mengajukan pertanyaan kepada Buddha tentang Buddha yang akan datang. Dia berkata:

"Pahlawan yang akan mengikuti Anda sebagai Buddha, seperti apakah Dia?

Berdasarkan catatan semata, aku tidak dapat memahami. Nyatakanlah kepadaku, Yang Mahatahu."

 

Buddha kemudian menyatakan : 

"… siklus Kami adalah siklus yang bahagia. 

Ketiga pemimpin Buddha sudah pernah hidup

Pemimpin Buddha Kakusandha, Konagamana dan Kassapa

Buddha sekarang adalah Aku

Namun setelah Aku, Maitreya akan datang 

Sementara siklus yang bahagia ini masih berlangsung…"

(Anagata-vamsa, Chronicles of Future Buddhas)

 

"Setelah kepergianku, lebih dahulu akan ada kemerosotan dan pelenyapan ajaranKu. Ini akan terjadi dalam 5 tahap:

 
Lenyapnya pencapaian. Ketika tidak ada lagi bhikkhu yang mencapai tingkat kesucian
Lenyapnya metode. Ketika tidak ada lagi Bhikkhu yang menjalankan peraturan para Bhikkhu yang berjumlah 227. Jumlah peraturan yang diikuti akhirnya hanya akan ada 4 (4 parajika, peraturan yang paling dasar) dan setelah tidak ada bhikkhu yang menjalankan 4 parajika, metode lenyap.
Lenyapnya ajaran. Ketika Tripitaka lenyap dari dunia dan manusia tidak mampu mengingat 4 baris syair Dharma:

Jangan berbuat jahat

Sempurnakan kebajikan

Sucikan hati dan pikiran

Itulah ajaran para Buddha 
Lenyapnya simbol-simbol. Ketika Bhikkhu-bhikkhu merosot cara hidupnya, menanggalkan jubah dan memakai carikan kain kuning. Mereka akan berdagang dan menikah. Ketika mereka membuang carikan kain kuning dan mulai melakukan pembunuhan terhadap binatang, simbol telah lenyap.
Lenyapnya relik-relik. Setelah 5000 tahun, relik-relik Buddha akan gagal mendapatkan penghormatan yang semestinya. Relik-relik tersebut tidak akan dihormati dimanapun. Relik-relik itu akan terbakar dengan sendirinya tanpa meninggalkan sisa setelah melakukan keajaiban-keajaiban yang disaksikan oleh para dewa.

 

Yang dapat dilihat secara jelas adalah bahwa saat ini Para anggota sangha, para bhikkhu masih memakai jubah dan menjalankan peraturan-peraturan kebhikkhuan secara lengkap, ajaran Buddha dalam tripitaka masih lengkap, dan relik-relik Buddha masih dihormati di banyak tempat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masa kedatangan Buddha Maitreya masih sangat lama.

Siapapun yang mengklaim dirinya atau orang lain sebagai Maitreya pada saat ini jelas tidak dapat dipercaya. Muhammad lahir pada tahun 570 Masehi, sekitar 1000 tahun setelah Buddha Gautama. Sedangkan Ajaran Buddha baru akan hilang 5000 tahun setelah Buddha.

 

 
Buddha Maitreya akan datang setelah masa kegelapan berlalu

Menurut Cakkavati Sihanada Sutta, disebutkan bahwa setelah Ajaran Buddha hilang dari dunia, akan terjadi masa kegelapan dimana umur manusia semakin berkurang karena moral manusia menurun:

"Para bhikkhu, demikianlah, karena dana-dana tidak diberikan kepada orang-orang miskin maka kemelaratan meluas... mencuri... kekerasan... pembunuhan... berdusta... memfitnah... perzinahan... kata-kata kasar dan membual... iri hati dan dendam ... pandangan sesat... berzinah dengan saudara sendiri, keserakahan dan pemuasan nafsu... hingga kurang berbakti kepada orang tua, kurang hormat kepada para samana dan pertapa dan kurang patuh kepada pemimpin masyarakat berkembang dan meluas. Karena hal-hal ini berkembang dan meluas maka batas usia kehidupan dan kecantikan manusia berkurang, sehingga batas usia kehidupan manusia pada masa itu adalah 250 tahun, akan tetapi batas usia kehidupan anak-anak mereka hanya 100 tahun.

Para bhikkhu, akan tiba suatu masa ketika keturunan dari manusia itu akan mempunyai batas usia kehidupan hanya 10 tahun. Di antara orang-orang yang batas usia kehidupan mereka 10 tahun, umur lima tahun bagi wanita merupakan usia perkawinan. Pada masa kehidupan orang-orang ini, makanan seperti dadi susu (ghee), mentega, minyak tila, gula dan garam akan lenyap. Bagi mereka ini, biji-bijian kudrusa akan merupakan makanan yang terbaik. Seperti pada masa sekarang, nasi dan kari merupakan makanan yang terbaik, begitu pula biji-bijian kudrusa bagi mereka. Pada masa orang-orang itu, sepuluh macam cara melakukan perbuatan baik akan hilang, sedangkan sepuluh macam cara melakukan perbuatan jahat akan berkembang dengan cepat, di antara mereka tidak ada lagi kata-kata yang menyebut tentang perbuatan baik -- Siapa yang akan melakukan perbuatan baik? Di antara mereka tidak ada lagi rasa berbakti kepada orang tua, tidak ada lagi rasa menghormat kepada para samana dan pertapa serta tidak ada lagi kepatuhan kepada para pemimpin masyarakat. Kalau seperti sekarang orang-orang masih berbakti kepada orang tua, menghormat kepada para samana dan pertapa serta patuh kepada para pemimpin, namun pada masa orang-orang... yang batas usia kehidupan mereka hanya 10 tahun, rasa berbakti, hormat dan patuh tidak ada lagi.

Para bhikku, di antara orang-orang yang batas usia kehidupan mereka 10 tahun tidak akan ada lagi (pikiran yang membatasi untuk kawin dengan) ibu, bibi dari pihak ibu, bibi dari pihak ayah, bibi dari pihak ayah yang merupakan istri dari kakak ayah atau istri guru. Dunia akan diisi oleh cara bersetubuh dengan siapa saja, bagaikan kambing, domba, burung, babi, anjing dan srigala.
Di antara orang-orang ini saling bermusuhan yang kuat akan menjadi hukum, perasaaan yang benci yang hebat, dendam yang kuat serta keinginan membunuh dari ibu terhadap anaknya, anak terhadap ibunya, ayah terhadap anaknya, anak terhadap ayahnya, kakak terhadap adiknya, adik terhadap kakaknya dan seterusnya... Hal ini terjadi bagaikan pikiran dari para olahragawan yang menghadiri pertandingan, begitulah pikiran mereka. 

Para bhikku, bagi orang-orang yang batas kehidupan mereka 10 tahun itu akan muncul suatu masa, yaitu munculnya pedang selama seminggu. Selama masa ini mereka akan melihat individu lain sebagai binatang liar: pedang tajam akan nampak selalu tersedia di tangan mereka dan mereka berpikir: 'Individu ini adalah binatang liar.' Dengan pedang mereka saling membunuh.
Sementara itu ada orang-orang tertentu yang berpikir: 'Sebaiknya kita jangan membunuh atau kita tidak membiarkan orang lain membunuh kita. Marilah kita menyembunyikan diri ke dalam belukar, ke dalam hutan, ke cekungan di tepi sungai, ke dalam gua gunung dan kita hidup dengan akar-akaran atau buah-buahan di hutan.' Mereka akan melaksanakan hal ini selama seminggu. Pada hari ke tujuh mereka keluar dari belukar, hutan, cekungan dan gua, mereka akan saling berangkulan dan akan saling membantu, dengan berkata: 'O, kami masih hidup! Senang sekali melihat anda masih hidup!'
Para bhikkhu, pada orang-orang itu akan muncul keinginan-keinginan sebagai berikut : 'Karena kita melakukan cara-cara yang jahat, maka kita kehilangan banyak sanak saudara. Marilah kita berbuat kebajikan-kebajikan. Sekarang, kebajikan apakah yang dapat kita lakukan? Marilah kita berusaha untuk tidak melakukan pembunuhan. Itu merupakan perbuatan baik yang dapat kita lakukan.' Mereka akan berusaha untuk tidak membunuh, hal yang baik ini mereka laksanakan terus. Karena melaksanakan kebajikan ini maka akibatnya batas usia kehidupan dan kecantikan mereka bertambah. Bagi mereka yang batas usia hanya 10 tahun, akan tetapi batas usia kehidupan anak-anak mereka mencapai 20 tahun.

Para bhikkhu, hal-hal seperti ini akan terjadi pada orang-orang yang batas usia kehidupan mereka 20 tahun: 'Sekarang, karena kita mengikuti dan melaksanakan kebajikan maka batas usia kehidupan dan kecantikan kita bertambah. Marilah kita meningkatkan kebajikan kita. Marilah kita berusaha untuk tidak mengambil apa yang tidak diberikan, kita berusaha untuk tidak berzinah, kita berusaha untuk tidak berdusta, kita berusaha untuk tidak memfitnah, kita berusaha untuk tidak mengucapkan kata-kata kasar, kita berusaha untuk tidak membual, kita berusaha untuk tidak serakah, kita berusaha untuk tidak membenci, kita berusaha untuk tidak berpandangan sesat, kita berusaha untuk tidak melakukan tiga hal berikut, yaitu: tidak bersetubuh dengan keluarga sendiri, tidak tamak dan tidak memuaskan nafsu. Marilah kita berbakti kepada orang tua kita, kita menghormati para samana dan pertapa serta kita patuh kepada pemimpin masyarakat. Marilah kita selalu melaksanakan kebajikan-kebajikan ini.' 
Demikianlah mereka akan selalu melaksanakan kebajikan: tidak mengambil apa yang tidak diberikan... berbakti kepada ke dua orang tua, menghormat para samana dan pertapa serta patuh kepada pemimpin masyarakat. Karena mereka melaksanakan kebajikan-kebajikan itu, maka batas usia kehidupan anak-anak dan kecantikan manusia bertambah, sehingga mereka yang batas usia kehidupan hanya 20 tahun, akan tetapi batas usia kehidupan anak-anak mereka mencapai 40 tahun. Selanjutnya, bagi mereka yang batas usia kehidupan hanya 40 tahun, akan tetapi batas usia kehidupan anak-anak mereka mencapai 80 tahun; .... anak-anak mereka mencapai 160 tahun;... anak-anak mereka mencapai 320 tahun;... anak-anak mereka mencapai 640 tahun;... anak-anak mereka mencapai 2.000 tahun;... anak-anak mereka mencapai 4.000 tahun;... anak-anak mereka mencapai 8.000 tahun;... anak-anak mereka mencapai 20.000 tahun; anak-anak mereka mencapai 40.000 tahun; dan mereka yang pada masa itu hanya berbatas usia kehidupan 40.000 tahun, akan tetapi anak-anak mereka akan mencapai batas usia kehidupan 80.000 tahun."

 

Jadi sebelum Budha Maitreya datang, akan ada masa kegelapan dimana usia manusia sangat rendah, ketidakbajikan merajalela, incest tidak dilarang, dan terjadi pemusnahan besar manusia karena mereka saling membunuh.

Karena masa kegelapan ini belum datang, maka jelas bahwa kedatangan Buddha Maitreya masih sangat jauh.  

 
Buddha Maitreya akan datang dalam masa kemakmuran

"Para bhikkhu, di antara orang-orang yang batas usia kehidupan mereka 80.000, maka usia perkawinan bagi wanita adalah pada usia 500 tahun. Pada masa orang-orang ini hanya akan ada tiga macam penyakit -- keinginan, lupa makan dan ketuaan. Pada masa kehidupan orang-orang ini Jambudipa akan makmur dan jaya, desa-desa, kampung-kampung, kota-kota dan kota-kota kerajaan akan berdekatan satu dengan yang lain sehingga ayam jantan dapat terbang dari satu kota ke kota yang lain. Pada masa kehidupan orang-orang ini, Jambudipa -- bagaikan avici -- akan penuh dengan penduduk bagaikan hutan yang dipenuhi semak belukar. Pada masa kehidupan orang-orang ini, kota Baranasi yang kita kenal sekarang akan bernama Ketumati yang merupakan kota kerajaan yang besar dan makmur, berpenduduk banyak dan padat serta berpangan cukup. Pada masa kehidupan orang-orang ini, di Jambudipa akan terdapat 84.000 kota dengan Ketumati sebagai ibu kota. 

Para bhikkhu, pada masa kehidupan orang-orang ini di Ketumati, ibu kota kerajaan, akan muncul seorang raja Cakkavatti bernama Sankha, yang jujur, memerintah berdasarkan kebenaran, penguasa empat penjuru dunia, penakluk, pelindung rakyatnya dan pemilik tujuh macam permata, yaitu: cakka, gajah, kuda, permata, wanita (istri), kepala rumah tangga dan panglima perang. Ia akan memiliki keturunan lebih dari 1000 orang yang merupakan ksatriya-ksatriya digjaya, penakluk musuh-musuh. Ia akan menguasai dunia sampai ke batas lautan, tetapi ia menguasai dunia ini bukan dengan kekerasan atau dengan pedang melainkan dengan kebenaran. 

Para bhikkhu, pada masa kehidupan orang-orang ini, di dalam dunia akan muncul seorang Bhagava Arahat Sammasambuddha bernama Metteyya (Maitreya), yang sempurna dalam pengetahuan dan pelaksanaannya, sempurna menempuh jalan, pengenal segenap alam, pembimbing manusia yang tiada taranya, yang sadar serta yang patut dimuliakan, yang sama seperti saya sekarang. Ia, dengan dirinya sendiri akan mengetahui dengan sempurna dan melihat dengan jelas alam semesta bersama alam-alam kehidupan para dewa, brahma, mara, serta para samana, para pertapa, para pangeran dan orang-orang lainnya, seperti apa yang saya tahu dengan sempurna dan lihat dengan jelas sekarang. Dhamma kebenaran yang indah pada permulaan, indah pada pertengahan dan indah pada akhir akan dibabarkan dalam kata-kata dan semangat, kehidupan suci akan dibina dan dipaparkan dengan sempurna dengan penuh kesucian, seperti yang saya lakukan sekarang. Ia akan diikuti oleh beberapa ribu bhikkhu sangha, seperti saya sekarang ini yang diikuti oleh beberapa ratus bhikkhu sangha."

Bisa dilihat bahwa pada saat ini,

- Tidak ada raja yang sangat berkuasa bernama Sankha yang memerintah dengan adil. Di zaman Nabi Muhammad juga tidak ada raja seperti itu

- Usia manusia belum mencapai 80.000 tahun

- Kehidupan manusia belum semakmur seperti yang diceritakan dalam Cakkavati Sihanada Sutta, dimana tidak ada perang dan kebanyakan penyakit hilang.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedatangan Buddha Maitreya tidak mungkin terjadi sekarang.

Apalagi umur Nabi Muhammad SAW tidak sampai 80.000 tahun. Padahal Buddha Gautama mengatakan:

"Usia Buddha Maitreya adalah 80.000 tahun. Berada di dunia, beliau akan membawa banyak orang menyebrang" 

 
Seorang Buddha mempunyai 32 tanda manusia besar.

Seorang Buddha di masa lalu maupun masa yang akan datang akan memiliki ciri-ciri fisik yang sama. Ciri-ciri ini berjumlah 32, dan terdapat dalam kitab-kitab Veda agama Hindu sebagai Maha Purisa Lakkhana (Tanda-tanda manusia agung). Buddha Gautama menjelaskan tentang hal ini dalam Lakkhana Sutta (Sutta Pitaka,Digha Nikaya): 

"Para bhikkhu, apakah 32 Maha Purisa Lakkhana yang menyebabkan hanya ada dua kemungkinan cara hidupnya dan tidak ada yang lain, jika ia hidup sebagai manusia biasa, maka ia akan menjadi raja dunia (cakkavati), ... maka ia akan menjadi Arahat Samma Sambuddha; yaitu: 

1. Telapak kaki rata (suppatitthita-pado). Ini merupakan satu lakkhana dari Maha Purissa.

2. Pada telapak kakinya terdapat cakra dengan seribu ruji, lingkaran dan pusat dalam bentuk sempurna.

3. Tumit yang bagus (ayatapanhi).

4. Jari-jari panjang (digha-anguli)

5. Tangan dan kaki yang lembut serta halus (mudutaluna).

6. Tangan dan kaki bagaikan jala (jala-hattha-pado).

7. Pergelangan kaki yang agak tinggi (ussankha-pado).

8. Kaki yang bagaikan kaki kijang (enijanghi)

9. Kedua tangan dapat menyentuh atau menggosok kedua lutut tanpa membungkukkan badan.

10. Kemaluan terbungkus selaput (kosohitavattha-guyho).

11. Kulitnya bagaikan perunggu berwarna emas (suvannavanno)

12. Kulitnya sangat lembut dan halus / sehingga tidak ada debu yang dapat melekat pada kulit

13. Pada setiap pori kulit ditumbuhi sehelai bulu roma.

14. Rambut yang tumbuh pada pori-pori berwarna biru-hitam.

15. Potongan tubuh yang agung (brahmuiu-gatta).

16. Tujuh tonjolan (sattussado), yaitu pada kedua tangan, kedua kaki, kedua bahu dan badan.

17. Dada bagaikan dada singa (sihapubbaddha kayo).

18. Pada kedua bahunya tak ada lekukan (citantaramso).

19. Tinggi badan sama dengan panjang rentangan kedua tangan, bagaikan pohon (beringin), Nigroda.

20. Dada yang sama lebarnya (samavattakkhandho).

21. Indera perasa sangat peka (rasaggasaggi).

22. Rahang bagaikan rahang singa (siha-banu).

23. Empat puluh buah gigi (cattarisa-danto).

24. Gigi-geligi rata (sama-danto).

25. Antara gigi-gigi tak ada celah (avivara-danto).

26. Gigi putih bersih (susukka-datho).

27. Lidah panjang (pahuta-jivha).

28. Suara bagaikan suara-brahma, seperti suara burung Karavika.

29. Mata biru (abhinila netto).

30. Bulu mata lentik, bagaikan bulu mata sapi (gopakhumo).

31. Di antara alis-alis mata tumbuh sehelai rambut halus, putih bagaikan kapas yang lembut.

32. Kepala bagaikan berserban (unhisasiso)."

 

Seseorang yang ingin mengklaim bahwa dirinya adalah Buddha, harus mempunyai 32 tanda ini. Muhammad tidak pernah disebutkan memiliki tanda-tanda tersebut. Kita memang tidak dapat membuktikan apakah Muhammad mempunyai ciri-ciri tersebut karena tidak ada gambaran fisik tentang Muhammad yang dilestarikan oleh umat Islam.

 
Proklamasi kedatangan Buddha Maitreya

Sebelum Bodhisattva Maitreya lahir terakhir kalinya sebagai manusia, para dewa dan Brahma akan mengumumkan kedatangannya 1000 tahun sebelumnya. Umat manusia yang pada saat itu masa hidupnya berusia 80.000 tahun akan hidup dalam penantian 1000 tahun lamanya sebelum Buddha Maitreya benar-benar lahir.

(Seorang Calon Buddha disebut Bodhisattva sebelum mencapai pencerahan sempurna)
Buddha Maitreya dilahirkan dan dibesarkan dalam beberapa kondisi

· Boddhisattva akan menjadi anak dari Kepala Pendeta Kerajaan, yang bernama Subrahma, dan ibunya akan bernama Brahmavati (disebutkan dalam Visudhi Magga Bab XIII, 127) 

· Beliau akan dinamai Ajita, dan akan memiliki 32 tanda utama dan 80 tanda tambahan yang biasa dimiliki oleh Raja Dunia dan Buddha (daftar 80 tanda minor ada dalam pendahuluan Dasabodhisattuppattikatha/ The Birth-stories of the Ten Bodhisattas)

· Kondisi kelahiran yang menakjubkan:

Ibunya melahirkan Beliau dalam keadaan berdiri dan di dalam hutan. Bodhisattva akan dilahirkan di taman rusa Isipatana…Ia dilahirkan tanpa noda…Segera setelah lahir beliau akan berjalan ke utara, memeriksa empat penjuru, dan mengumumkan bahwa beliau adalah yang termulia di dunia…tujuh hari setelah Bodhisattva dilahirkan, ibunya meninggal dan terlahir di alam dewa Tusita.

· Beliau akan menjalani kehidupan sebagai perumah tangga selama 8000 tahun. 

· Beliau akan mempunyai empat istana yang bernama Sirivaddha, Vaddhamana, Siddhattha, and Candaka. Ia akan mempunyai 100.000 gadis penari.

· Istrinya akan bernama Candamukhi (Dasavatthuppakarana) dan anaknya bernama Brahmavaddhana

 

Jelas sekali Muhammad tidak memenuhi semua ramalan di atas.
Muhammad tidak mungkin lahir di hutan. Di Arab tidak ada hutan
Muhammad tidak bernama Ajita. Ia bukan anak kepala pendeta kerajaan
Semua Buddha segera setelah lahir langsung dapat berjalan dan berbicara, sementara tidak ada catatan Muhammad melakukan hal yang sama.
Ibunya meninggal pada waktu Muhammad berusia 6 tahun, bukan 7 hari 
Muhammad tidak punya istana dan gadis penari, nama istri dan anaknya juga beda.

 Bandingkan dengan fakta historis Muhammad di bawah:

Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul-Muththalib bin Hâsyim bin 'Abd al-Manâf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'b.[1]

Ibunya bernama Aminah binti Wahab bin 'Abd Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka'b.[1]

Istrinya bernama Khadijah (dan lain-lain) dan anaknya bernama Fatimah.

 
Buddha Maitreya dan pengikutnya meninggalkan keduniawian

 

"He will become averse to sensual pleasures. Not looking for the unsurpassed, great happiness and bliss in seeking honour, he will go forth."

(Anagata-vamsa)

"kehidupan suci akan dibina dan dipaparkan dengan sempurna dengan penuh kesucian, seperti yang saya lakukan sekarang"

(Cakkavati Sihanada Sutta)

 

Semua Bodhisattva memutuskan untuk meninggalkan keduniawian setelah mereka melihat empat tanda (orang tua, orang sakit, orang mati, dan seorang pertapa), dan setelah mereka mendapatkan seorang putra. Cerita Bodhisattva Ajita secara detil diceritakan dalam Dasabodhisatta- uddesa:

Pada umur delapan ribu tahun, Bodhisattva akan mengendarai kereta yang mirip istana dewa dan ketika beliau pergi ke taman istana, beliau akan melihat empat tanda. Beliau akan mengembangkan perasaan tidak puas pada dunia, dan melepaskan keduniawian.

Beliau akan mencukur rambut dan memakai jubah kuning. Bodhisattva kemudian akan pergi ke salah satu istananya. Diikuti oleh para pengikutnya (yang mencontoh beliau meninggalkan keduniawian), beliau akan duduk di bawah pohon Naga dan bermeditasi selama 7 hari sebelum mencapai pencerahan sempurna.

Seperti Buddha Gautama yang meninggalkan keduniawian, meninggalkan anak dan istri dan menjadi pertapa, begitu pulalah yang dilakukan oleh Buddha Maitreya. 

Disini terlihat perbedaan yang sangat mencolok karena seperti yang kita tahu bahwa:

· Muhammad tidak meninggalkan keluarganya sewaktu mendapatkan wahyu pertama

· Muhammad tidak hidup selibat, ataupun memakai jubah pertapa, dll

· Muhammad malah kawin lagi, mengambil 9 istri (minimal) setelah kematian istri pertamanya. 

· Muhammad mendapat wahyu di dalam gua, bukan di bawah pohon.

· Muhammad menjadi pemimpin politik dan menguasai daerah-daerah. Hal ini juga terus dilakukan oleh penerusnya, para kalifah.

 

Hal ini sangatlah berbeda dengan ramalan Buddha Gautama yang mendeskripsikan Maitreya sebagai penerusnya yang akan hidup dengan cara yang mirip dan mengajarkan ajaran yang sama.

Satu dari teks awal yang menyebutkan Maitreya adalah teks Sansekerta, Maitreyavyakaraṇa (The Prophecy of Maitreya), yang menyatakan bahwa dewa, manusia, dan makhluk lain akan memuja Maitreya dan:

"akan hilang rasa ragunya, dan arus nafsu keinginan mereka akan terpotong; bebas dari penderitaan mereka akan menyebrang lautan kelahiran kembali; dan, sebagai hasil dari ajaran Maitreya, mereka akan menjalani kehidupan suci. Tak akan lagi mereka menganggap apapun sebagai milik mereka, mereka tidak akan mempunyai kepemilikan, tak ada emas atau perak, tak ada rumah, tak ada keluarga! Tapi mereka akan menjalankan kehidupan suci selibat di bawah petunjuk Maitreya. Mereka akan merobek jaring nafsu, mereka akan dapat memasuki samadhi, dan mereka akan mendapat banyak kebahagiaan karena mereka menjalankan kehidupan suci di bawah bimbingan Maitreya. (Trans. in Conze 1959:241)

http://id.wikipedia.org/wiki/maitreya 
Buddha Maitreya datang pada saat keadaan dunia berubah

Kedatangan Maitreya ditandai oleh beberapa kejadian fisik. Lautan diprediksi akan berkurang ukurannya, yang membuat Maitreya dapat menyebrang secara bebas. 

Di dalam Buddhavacana Maitreya Bodhisattva Sutra disebutkan:

"O, Arya Sariputra! Pada saat Buddha baru tersebut dilahirkan di dunia Jambudvipa. Situasi dan kondisi dunia Jambudvipa ini jauh lebih baik daripada sekarang! Air laut agak susut dan daratan bertambah. Diameter permukaan laut dari keempat lautan masing-masing akan menyusut kira-kira 3000 yojana, Bumi Jambudvipa dalam 10.000 yojana persegi, persis kaca dibuat dari permata lazuardi dan permukaan buminya demikian rata dan bersih" 

 
Buddha Maitreya memiliki fisik yang berbeda dengan manusia masa kini.

Dikisahkan bahwa karena kebajikan mereka, manusia di masa depan akan berkembang tubuhnya. Badan mereka akan menjadi sangat besar. Badan manusia masa sekarang kecil karena banyak melakukan ketidakbajikan.

Many details are given about the physical appearance of Buddha Metteyya. He will be eighty-eight cubits high. His chest will be twenty-five cubits in diameter. There will be twenty-two cubits from the soles of his feet to the knees, from the knees to the navel, from the navel to the collar bone, and from the collar bone to the apex of his head. His arms will be twenty-five cubits long. The collar bones will be five cubits. Each finger will be four cubits. Each palm will be five cubits. The circumference of the neck will be five cubits. Each lip will be five cubits. The length of his tongue will be ten cubits. His elevated nose will be seven cubits. Each eye socket will be seven cubits. The eyes themselves will be five cubits. The Anagatavamsa says his eyelashes will be thick, that the eyes will be broad and pure, not winking day or night; and that with his physical eye, he will be able to see large and small things all around for ten leagues without obstruction. The space between the eyebrows will be five cubits.(126) The eyebrows will be five cubits. Each ear will be seven cubits. The circumference of his face will be twenty-five cubits. The spiral of the protuberance on his head will be twenty-five cubits.

10. Maitreya bukanlah yang terakhir

Muslim percaya bahwa Muhammad adalah nabi terakhir bagi dunia. Hal ini ditegaskan oleh Muhammad sendiri. Namun menurut Buddhis, Maitreya bukanlah yang terakhir karena masih akan ada Buddha yang lain.

  Uttamo Metteyyo Ramo Pasenadi Kosalo ca

  Abhibhu Dighasoni ca Candani ca Subo Todeyyabrahmano

  Nalagiri Palaleyyo bodhisatta anukkamena

  Sambodhim labhanti anagate.

 

Buddha Gotama predicted as follows:

 

In the future (ten) Bodhisattas will attain full awakening in the following order: 

the most honourable (Ariya) Metteyya, 

(King) Rama, (King) Pasenadi of Kosala, (the Deva) Abhibhu, (the Asura Deva) Dighasoni, (the 

  Brahman) Candani, (the young man) Subha, the Brahman Todeyya, (the 

  elephant) Nalagiri, and (the elephant) Palaleya.  


(Anagatavamsa, bait pertama)

 

 

BERSAMBUNG....